Saturday, May 9, 2020

Berbisnis dengan China.


“ Saya tidak suka dengan China. “ katanya. “ Sudah hampir 3 bulan urusan dengan mereka bangun proyek infrastruktur engga pernah ada titik terang. Mereka sangat serius kalau diajak bicara tetapi hasilnya engga jelas. “ sambungnya.”

“ Meyakinkan China lebih sulit dibandingkan meyakinkan Jepang dan Amerika.”

“ Mengapa ?

“ Mereka bukan hanya belajar dari kesuksesan Jepang dan AS, namun juga belajar dari kelemahan AS dan Jepang.  Tetapi kalau deal terjadi, mereka sangat serius. Di kepala orang China hanya uang. Tidak ada urusan dengan politik. Kalau ditanya mereka sendiri engga paham dengan komunis. Tapi kalau di tanya uang, pinsan pun mereka bisa segera sadar.”

“ Mengapa sulit sekali berbisnis dengan China” katanya kembali mengulang keluhannnya.

“ China punya uang , dan semua sumber daya. Anda bisa bayangkan membujuk orang kaya aja susah, apalagi membujuk orang yang punya sumber daya, tekhnologi dan pasar. Saya mengalami sendiri betapa sulit meyakinkan mereka. Apalagi kesan mereka kepada orang Indonesia tidak seratus persen bagus. Orang CHina itu tidak suka konflik. Makanya mereka sangat hati hati membuat keputusan bisnis. Kalaupun akhirnya mereka setuju, itu karena nilai nilai persahabatan. Kalau anda gagal menjadikan mereka sahabat, jangan harap bisa bermitra.

Setelah bermitra , perhitungan bisnis mereka sangat kuat, sekuat mereka bekerja keras menciptakan laba. Jadi kalau dia lihat anda tidak serius, mereka cepat sekali cutloss. Tetapi kalau anda serius, maka apapun resiko mereka bisa terima dan bersama sama mengatasinya.”

“ Oh itu sebabnya Pak LBP berusaha merebut hati china, karena LBP tahu saat sekarang hanya China yang punya uang dan sumber daya. Tetapi sebagian orang Indonesia membenci China”

“ Mereka yang membenci itu lebih karena sifat inferior. China yang mereka benci itu penduduknya lebih dari 1,4 miliar namun populasi Hape 1,7 miliar. Jumlah kelas menengah sebanyak 400 juta orang dari 150 juta keluarga. Dengan tingkat penghasilan sebulan rata rata per orang sebesar US$3,640 atau Rp. 45 juta. itu jumlah middel class terbesar di dunia. Mengalahkan semua penduduk Amerika. Mengalahkan semua penduduk ASEAN. Jadi jangan baper rakyat China mau pindah ke indonesia. Mereka makmur dari kita.

China yang mereka benci itu punya anggota sosial media terbesar di dunia, yaitu 770 juta user. Dan itu semua menggunakan aplikasi dalam negeri sendiri, Baidu, Alibaba and Tencent. Mereka bangsa mandiri dalam aplikasi IT. 90% aplikasi sosial media digunakan untuk bisnis, bukan utuk produsen hoax. 

90% suplai Chain industri di dunia ini dari 11 katagori berasal dari China. Kebayangkan, kalau hidup mati industri dunia, tergantung pasokan China. 1/3 sumber daya alam pembelinya adalah China. Kebayang engga kalau China engga beli. Akan banyak negara ketiga yang bangkrut.

China yang mereka benci itu, menghidupi bisnis pariwista dunia, yang mengirim wasata mencapai 150 juta orang setahun. Kebayang engga kalau mereka engga bisa wisata ke luar negeri. Berapa banyak bisnis wista bangkrut.

China yang mereka benci itu, 25% dari top 500 perusahaan kelas dunia ada di China. Mereka negara yang mengirim pelajar ke luar negeri terbanyak di dunia. Negara yang membelanjakan biaya riset lebih besar dari APBN kita yaitu $293 billion setahun. Negara terbesar kedua di dunia yang membangun atas dasar IPTEK.

China yang mereka benci itu, adalah negara dengan tingkat hutang terbesar di dunia. Namun berhutang kepada rakyat sendiri, yang menerapkan skema pinjaman bagi hasil. Tingkat hutang berbasis sukuk atau syariah mencapai 260% dari PDB nya. Hanya 40% PDB hutang berbasis bunga. Namun China adalah 3 negara kreditur terbesar yang membiayai APBN Amerika yang boros. Memberikan bantua ekonomi ke semua negara islam di dunia termasuk Arab. Mereka bangsa mandiri dan tidak sungkan membantu negara lain. Bahkan kepada pembencinya sekalipun.

Mengapa kita tidak belajar dari kesuksesan China yang membangun dengan konsep syariah. Padahal mereka bukan negara berbasis islam. Kalau tidak bisa bersaing, belajarlah kepada pesaing. Kalau tidak bisa mandiri, belajarlah kepada yang bisa mandiri. Kebencian hanya melahirkan kebodohan. Jangan mengutuki orang yang sukses hanya karena kita jadi orang gagal. Tirulah para sufi yang tak segan belajar, bahkan kepada anjing sekalipun.”

“ Ada orang bilang bahwa China berambisi masuk ke Indonesia karena Indonesia kaya SDA, terutama nikel di Sulawesi. “ Katanya.

“ China sudah menguasai tambang nikel kadar tinggi di Australian.  Mereka tidak punya konsesi tambang nikel di Indonesia. Tidak seperti Freeport. Kalau mereka buka smelter di Sulawesi itu karena pertimbangan logistik agar efisien. Toh bahan mineral nikel kadar tinggi mereka datangkan dari Australia. Mereka hanya beli kadar rendah dari Indonesia. Mereka hanya jadi buyer lokal dan mengolahnya di Indonesia. Bahkan batu bara untuk pembangkit listrik kawasan, mereka datangkan dari Austalia. Di Ausi, China punya tambang batubara sediri dengan kadar tinggi.”

“Bagaimana dengan Baja ?

“ China punya tambang raksasa di Brazil dan di Australia. Bahkan mungkin KS beli beji besi dari Brazil, di tambang punya China. “

“ Bagaimana dengan lahan pertanian? Bukankah China butuh makan menghidupi rakyatnya yang lebih 1 miliar itu.?

“ China punya estate food di Laos, Kamboja dan yang sangat luas mereka punya di Mongolia. Mereka juga tanam gandum di Brazil dan Argentina yang luasnya 10 kali dari lahan mereka yang ada di Papua.”

“ Apa artinya? 

“ mereka tidak tergantung amat sama Indonesia.”

“ Tapi mengapa China ikut terlibat dalam proyek ibukota baru?

“ itu baru wacana. Belum ada keputsan. Tapi tahukah kamu,  China sudah lebih dulu bangun Ibukota Baru untuk mesir. Bahkan China lead consortium proyek ibukota baru Mesir. Apakah ada rakyat Mesir protes ? tidak ada. Bahkan China dianggap sebagai mitra terhormat di sana.”

“ Terimakasih sudah membuka wawasan saya. Memang menaklukan hati orang beduit dan punya segala sumber daya itu tidak mudah. Saya harus bekerja lebih keras lagi merebut hati mereka.”

***
Anda mungkin semua sudah tahu kalau penduduk China itu mencapai lebih dari 1 miliar. Tapi tahukah anda bahwa yang punya passport hanya 10% dari total populasi China yang mencapai 1,8 miliar orang atau kurang lebih 180 juta orang. Dari 10% itu yang dapat exit permit bisnis hanya 18 juta orang yang bebas keluar masuk negerinya. Makanya jangan dikira bahwa orang China itu tahu banyak dunia luar. Bukan hanya tidak tahu karena engga pernah keluar negeri, juga karena informasi dari dunia luar juga di sensor. Ribut ribut soal politik luar negeri, dipastikan 90% rakyat engga tahu.

99% mereka tidak bisa bahasa inggeris dengan baik. Yang hanya bisa sekedar komunikasi bahasa inggris tidak lebih 5%. Makanya kalau China bisa menguasai pasar, itu bukan karena orang china jago marketing. Mereka engga paham menjual. Jadi siapa yang memasarkan barang mereka? ya orang asing. Kalau anda berkunjung ke pusat bisnis seperti Shanghai, Shenzhen dan lainnnya, pasti dengan mudah menemukan orang asing, dari Jepang, Korea, Eropa, bahkan dari Indonesia yang berbisnis dengan pabrikan China. Merekalah pemasar sesungguhnya. China hanya memproduksi sesuai pesanan. Itu sebabnya mereka engga peduli untung besar.

Mungkin anda membayangkan negara komunis itu dimana mana ada polisi yang berwajah angker terhadap rakyat. Membuat rakyat takut. Tapi tahukah anda?, bahwa di China sangat jarang kita bisa melihat polisi di jalanan. Apalagi tentara. Kalaupun ada , itu bukan Polisi tetapi sekuriti. Walaupun begitu, rakyat sangat takut melanggar hukum. Mengapa ? Penerapan hukum sangat efektif. Orang tidak berani berkumpul lebih dari 50 orang tanpa izin. Walau polisi tidak ada, tetap saja mereka takut. Mengapa? cobalah lakukan. Dalam hitungan menit, polisi sudah datang membawa mereka semua ke bui.

Di China orang bebas bersosial media. Kritik apapun kepada pemerintah tidak dilarang sepanjang dilakukan secara terpelajar. Tetapi, cobalah, nyinyir dan lakukan ujaran kebencian kepada pemerintah, seketika akun sosmed akan signout. Mereka tidak akan bisa membuat akun baru. Karena semua akun sosmed terigister melalui eKTP. Apakah selesai ? tidak. Dalam hitungan hari, sudah ada petugas mendatangi rumah mereka. Mereka sadar bahwa mereka dalam pengawasan aparat. Pasti hidup tidak lagi nyaman. Hidup di China sangat berkompetisi. Membuat masalah dengan pemerintah, itu sama saja konyol. Selagi tidak berurusan dengan pemerintah, cari uang mudah dan pekerjaan selalu ada. Besar kecil relatif.

Di China agama sangat dihormati oleh negara. Kalau Partai Komunis China melarang agama berpolitik. Itu agar Agama tidak disalahkan gunakan oleh politisi untuk menipu rakyat. Tetapi negara menanggung biaya kegiatan keagamaan. Itu karena orang dilarang mengorganisir donasi atas nama agama. Mengapa? Agar orang tidak memfitnah agama dengan modus donasi. Di China hukuman mati hanya berlaku bagi korupsi, narkoba, penjualan manusia, kejahatan dengan tindak kekerasan. Kejahatan ringan hukumannya adalah kerja paksa di camp pendidikan mental. Itu karena China tidak punya anggaran lebih untuk membayar orang makan tidur di penjara.

Walau kemajuan begitu pesat di China, namun Kehidupan rumah tangga China sangat tradisional. Dari 10 orang sahabat saya di China, 9 nya sangat setia dengan pasangannnya. Umumnya istri full time sebagai ibu rumah tangga. Para suami hanya focus kerja dan cari uang. Hubungan antar keluarga dan teman sekampung sangat akrab. Setiap malam minggu mereka menghabiskan waktu bersama makan malam di restoran. Selalu anda canda diatas meja makan. Mereka umumnya taat beragama.

Jadi kalau mereka kuat sebagai bangsa, itu bukan karena politik. Tapi karena sifat setia keluarga dan setia kawan diantara mereka sangat tinggi. Focus mereka bukan kepada dunia luar tetapi keluarga dan sahabat! Berkali kali saya ajak diskusi soal keributan di Hong Kong, mereka engga berminat. Berkali kali saya ajak diskusi soal politik, mereka engga antusias. Tetapi cobalah ajak bicara bisnis, mereka akan cepat sekali merespon. Mengapa ? bagi mereka tidak ada yang lebih penting di dunia ini selain bisnis. Karena bisnis juga membuat mereka sangat rasional. Sangat mandiri dan tahu diri.

No comments: