Saturday, May 2, 2020

Investasi China di Sulawesi



Bagaimana caranya pemerintah mengundang industri pengolahan nikel di Indonesia ? Tanpa perlu promosi segala tetapi investor datang dengan begitu antusiasnya. Bagaimana ? tanya teman. 

" Pemerintah menerapkan strategi secara bertahap. Tahap pertama, membuat aturan dengan mengizinkan ekspor nikel kadar di bawah 1,7%. Mau tahu harga di pasar harga nikel per ton untuk kadar rendah itu? USD 48. Namun dikenakan pajak Bea Keluar sebesar 10%. Tetapi yang kadar tinggi diatas 1,7% tidak boleh di ekspor dan harus di olah dalam negeri. Mau tahu harga nikel dalam negeri kadar tinggi ? USD 26 per ton. Perbedaan harga yang tinggi itulah membuat industri pengolahan yang ada di China, Jepang dan lain memilih bangun smelter di Indonesia. Di samping dapat bahan baku murah juga limbahnya dalam bentuk kadar rendah bisa diekspor. Jadi kanan kiri untung. 

Tahap kedua, pemerintah membuat aturan mengharuskan penyerapan nikel kadar rendah sebesar 30 persen untuk smelter dalam negeri. Dan ini diberi insentif harga yang lebih rendah. Dampaknya animo investasi smelter kadar rendah juga datang dari investor asing. Tsingshan Steel Indonesia (TSI), melakukan pengolahan nikel kadar rendah dengan kadar 1,4 hingga 1,7 persen. Bahkan sampai dengan 1 hingga 1,2 persen bisa diolah walau biaya produksi semakin mahal tetapi sepadan dengan Insentif yang diberikan pemerintah. Apa yang terjadi kemudian ? Industri smelter tumbuh pesat dalam negri khususnya di Sulawesi. 5 tahun lalu tak pernah terbayangkan dana miliaran dolar digelontorkan ke proyek ini, bahkan Freeport yang udah lama di Indonesia belum bisa membangun smelter dengan kapasitas jutaan ton. 

Tahap ketiga, setelah investor berdatangan, mulai tahun 2019, ekspor kadar rendahpun dilarang, dengan kompesasi mendapatkan fasilitas tarif dari pemerintah.

Saat sekarang sebagai contoh , Industri Morowali Industrial Park (IMIP) mencatat produksi hasil pengolahan dan pemurnian (smelter) sebesar 1,5 juta metrik ton (MT). Ini diperolah dari produksi smelter PT Sulawesi Mining Invesment (SMI) sebesar 300.000 MT, PT Guang Ching and Stainless Steel (GCNS) 600.000 MT dan PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) 600.000 MT. Capaian ini pun ternyata sudah melebihi produksi PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang sudah lama bercokol di Indonesia. Nah, jumlah produksi dari tiga smelter itu 1,5 juta MT feronikel yang diproduksi di Morowali. Ini sudah jauh lebih besar dari pada INCO. Ini belum termasuk di Kendari.


" Apa untungnya bagi Indonesia ? 

" SDA berupa Nikel tidak lagi dijual mentah tetapi dalam bentuk feronikel dengan nilai tambah berlipat. Pemerintah bukan hanya dapat bagi hasil tambang juga juga dapat pajak penjualan dan PPH, dan yang lebih penting angkatan kerja terserap dan menampung peluang bisnis supply chain dan outsourcing bagi pengusaha lokal dan tentu meningkatkan PAD.

Tahun lalu, di lounge executive hotel Pullman, saya duduk sambil menikmati secangkir kopi. Saya sedang mananti tamu saya untuk business launch meeting. Sekonyong konyong ada suara panggilan menyebut nama saya arah jam 3. Saya melirik kesamping. Ada pria seusia saya tersenyum “ Jaka, apa kabar. “ katanya sambil berdiri melangkah kearah saya. Dia menyalami dengan hangat. Saya merangkulnya. “ Masih business di Shanghai ? Kata saya.
“ Masih. Tapi sekarang sedang sibuk ikutan main di sulawesi Tengah, Morowali. Kamu lihat deh kesana. Awalnya kita masuk USD 5 miliar tapi konsorsum china genjot investasi jadi double. Gila. !”
“ Wah hebat. Tapi katanya banyak TKA Cina daripada lokal?
“ Di Morowali ada 45.000 pekerja Indonesia, dan hanya 2.700 pekerja Cina atau 5% saja. 
" Gimana infrastrukturnya?
" KIta bersama konsorsium China bangun dari nol semuanya. Infrastruktur ekonomi kawasan itu luar biasa. Bukan hanya hotel Bintang 5 dan kampus berskala international tersedia, di kawasan industri itu juga tersedia kapasitas listrik 3000 MW. itu sama dengan 30% kapasitas listrik yang ada di Jawa. Sama dengan Paiton dan Suralaya dijadikan satu. Infrastruktur sehebat itu, China bangun hanya 5 tahun. Sementara kita bangun selama 60 tahun.”
" Mengapa perlu sebanyak itu kapasitas listrik?
" Disamping untuk smelter, kan untuk menampung relokasi industri baterai yang ada di China ke Morowali. 
“ Ya bisa dipahami. Karena Nikel itu sangat penting untuk industri baterai. Apalagi ada larangan ekspor mentah nikel. ya mau engga mau china harus relokasi industri baterainya. Sekarang di China 30% kendaraan sudah pakai baterai, Eropa dan negara maju sudah mengarah ke 100% kendaraan listrik Memang era BBM udah engga ada lagi. “ Kata saya.
“ Bukan itu saja Bro, turunan dari bahan tambang nikel Indonesia itu mengandung logam tanah jarang. Logam tanah jarang ini sangat diperlukan untuk semua industri electronic. Ke depan siapa yang menguasai sumber daya tanah jarang, maka dialah penguasa dunia. Di dunia ini negara yang paling banyak deposit Logam tanah jarang adalah Iran, China dan Indonesia..” 
“ Oh itu sebabnya AS ingin menguasai mineral Logam tanah jarang dan berebut sama China di Indonesia.”
“ Ah Amrik, kebanyakan PHP. Engga pernah bawa duit, kecuali bawa skema. Era sekarang , orang kerjasama engga liat asal negara tetapi duit. Kalau duit ada ya mari bicara. Kalau engga ada duit, ya sorry aja. Cara berpikir Jokowi memang begitu. Jokowi engga ada urusan soal aseng atau asing, siapa yang bawa duit ya silahkan kerjasama. Business rente dekat dengan penguasa, udah engga laku era Jokowi."
Saya mengangguk. Tamu yang saya nanti sudah datang bersama Yuni. Teman saya minta undur diri untuk kembali ke mejanya.” Janji ya kapan kapan call saya, Kita ngopi. Masih suka kumpul dengan teman teman Batu ceper ? 
“ Udah jarang. Jarang sekali. Mungkin karena kita jarang di indonesia jadi sulit untuk kumpul lagi, Tiga tahun lalu pernah ketemu d Kamboja di Casino resort. Karena salah satu teman kita ada saham di sana. Kamu tahukan itu si Ai“ 
“ Ya aneh tuh teman. Dari dulu engga jauh dari judi. “
“ Ya bisanya hanya itu ya gimana lagi.”
“ OK ya…” dia berlal sambil tersenyum.

Ketika menuju restoran, Yuni tanya ke saya “ Sepertinya Yuni kenal teman uda itu.”

“ Emang siapa? 

“ Dia kan yang punya skybuilding di Pudong, Shanghai, dan sekarang ikutan investasi dengan teman teman jenderalnya di Sulawesi”

"Ya benar. 

"  Emang apa sih hebatnya nikel itu?

Sebagimana diketahui bahwa hasil sampingan dari Nikel itu adalah logam tanah jarang (RRE) yang sangat diperlukan untuk industri baterai. Sekarang ada perebutan soal bahan baku, antara China, Eropa dan Amerika. Terutama dengan Jokowi melarang eksport mentah Nikel ke Eropa dan AS, dipastikan banyak industri baterai di Eropa dan AS yang gulung tikar. Sementara China, sudah komit untuk mendukung larangan ekspor bahan tambang nikel itu dengan melakukan relokasi pabrik baterai ke Sulawesi. Sementara Eropa dan AS mengajukan masalah larangan ekspor ini ke WTO.

Contoh, salah satu perusahaan China PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI), yang berlokasi di Kabupaten Konawe. Perusahaan ini merupakan perusahaan smelter terbesar di Indonesia. Kapasitas produksi smelter sebanyak 600.000 - 800.000 ton nickel pig iron per tahun dengan kadar nikel 10-12 persen. Itu sebabnya keberadaan proyek ini pada tahun 2018 mendongkarak produk domestik regional bruto (PDRB) Sulawesi tumbuh 6,65 persen. Pertumbuhan ini lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi RI 2018 yang sebesar 5,17 persen. Itu sebabnya proyek ini termasuk proyek strategis. Sangat strategis bagi Sulawesi dan tentu juga bagi Indonesia.

" Terus kenapa pada brisik soal TKA China?

" Bagi oposisi keberadaan Industri nikel dan turunannya (downstream) sangat strategis bagi keungggulan daya saing ekonomi Indonesia di mata international dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dan ini membuat kekuatan politik Jokowi semakin kokoh. Ya tentu mereka tidak ingin secara politik Jokowi terus diuntungkan. Walau karena itu ekonomi bisa baik. Bagi oposisi yang penting posisi Jokowi terus melemah. Maka issue negatif sengaja ditiupkan agar China tidak nyaman invest di Indonesia dan kita kembali ke era Pak harto, yang hanya boleh menjual mentah ke AS dan Eropa tanpa ada hak mengolah sendiri."

" Duh jahat juga mereka"

" Ya namanya politik." 

1 comment:

Agus r said...

Oh begitu jalan ceritanya ...selama ini Kita hanya di suguhi berita tka china tanpa tau apa yg sebenarnya terjadi .