Wednesday, May 6, 2020

Bisnis tambang?


Rere berkali kali kirim email ingin bertemu denga saya. Tapi saya selalu tidak ada waktu bertemu. Tahun lalu saya pernah ada deal dengan dia. Waktu itu dia bermitra dengan orang asing. Tapi mitranya tidak pernah komit akhirnya business engga jalan. Entah bagaimana hubungan Rere dengan mitranya. Saya kenal dia karena almarhum suaminya sahabat saya. Sebaga single parent dia memang harus struggle agar bisa menghindupi 2 orang anaknya yang sedang tumbuh remaja. Akhirnya  terketuk juga hati saya untuk membalas emailnya. Saya ajak dia makan malam.

" Abang serius undang aku makan malam? Kencan ya ? Katanya via telp.

" GeEr kamu. Ngajak makan malam ya makan aja. "

" Kencan juga Oke " Katanya sambil berderai ketawa. " Engga lah saya ngerti kok. Dari dulu juga abang memang sangat respect dengan aku. " Sambungnnya.

" Ya udah. Cepat jawab. Mau engga ?

" Ya ya mau dong. "

" Ya udah. Jam 7 di PI. Di shushi Tei. "

" Siap boss " Katanya dan saya segera matikan telp.

Pada malam hari saya bertemu dengan Rere. Walau hanya sekedar makan malam, tetapi pakaianya cukup menggoda. " Keren kamu. Kayak anak ABG. " Kata saya sekenanya.
" Ah biasa aja. Abang aja yang GeEr. " Katanya. Ketika masuk restoran saya ketemu teman lama. Sempat ngobrol sebentar. “ Bagaimana sih sebetulnya bisnis tambang itu? Kata Rere setelah kami dapat table. Dia tanya itu karena tadi saya ngobrol dengan teman pengusaha tambang.

“ Mengapa kamu mau tahu? 

“ Keliatan semua tajir mereka. “ 

“ Bisnis tambang itu adalah bisnis konsesi dalam bentuk izin usaha penambangan ( IUP). Negara memberikan hak kepada kita untuk mengolah sumber daya yang ada di wilayah tambang. Walau semua investasi kita keluarkan untuk mengolah tambang itu namun cadangan yang ada secara hukum tetap milik negara. Kalau izin dicabut maka semua cadangan itu kembali milik negara. Dengan demikian , kamu bisa paham bagaimana sebetulnya bisnis tambang itu. Bahwa kamu harus pastikan deposit mineral yang ada terlebih dahulu. Untuk tahu berapa deposit itu tentu menggunakan tenaga akhli geologi. Proses ini disebut dengan explorasi. Izin untuk explorasi juga harus didapat izin dari pemerintah. Kalau terbukti ada cadangan mineral maka itu belum bisa dilakukan exploitasi. 

“ Mengapa ? 

“ Ya harus ada kajian ekonomi terhadap cadangan dan wilayah tambang itu. Walau cadangan besar namun secara ekonomi tidak menguntungkan maka proses bisnis tidak perlu dilakukan. Contoh secara potensi deposit besar tetapi infrastruktur tidak tersedia. Kalaupun dibangun insfrastruktur biaya yang dikeluarkan dengan deposit yang ada tidak feasible. Tekhnologi exploitasinya mahal. Tetapi bila kajian ekonomi dinilai layak maka kamu bisa masuk ketahap ekploitasi. Syaratnya tentu kamu harus ada kajian analisa dampak mengenai lingkungan. Kalau kajian lingkungan positip maka pemerintah akan keluarkan izin."

" Dalam skala tambang kecil dengan tekhnologi sederhana tentu kita tidak perlu pusing soal tekhnologi dan modal. Apalagi kalau usaha itu pakai uang sendiri atau uang mertua. Tetapi kalau dalam skala besar dan tekhnologi yang rumit , kita harus pastikan memang akhli dalam segala hal yang berkaitan dengan tambang. Bukan hanya akhli tetapi juga punya reputasi dibisnis tambang. Gimana kalau  tidak punya pengalaman cukup dan akhli ? katanya menimpali.

“ Engga usah kawatir. Di era sekarang itu bisa disiasati dengan cara menggandeng mitra strategis yang dikenal akhli di tambang.”

“ Terus gimana dapatkan pembiayaannya ?

“ Di Indonesia sekarang , bisnis tambang itu tidak semudah dulu waktu masih boleh ekspor mentah. Sejak ada UU minerba 2009 maka tidak boleh lagi dijual mentah melainkan harus diolah terlebih dahulu. Jadi ini bukan hanya soal bisnis tambang tetapi juga harus masuk ke industri pengolahan. Tida lagi sederhana memang. Kamu harus menyiapkan modal investasi untuk tambang dan juga untuk smelter. “

“ Ya paham. Gimana caranya dapatkan pembiayaan?

“ Dengan izin tambang ditangan maka untuk ekploitasi kamu bisa menggadeng kontraktor yang punya pengalaman di bidang tambang. Lakukan kerjasama dengan mereka. Di bisnis tambang minyak ada banyak kontraktor drilling yang siap bermita dengan kamu. BIsa ditenderkan untuk pilih yang terbaik.
 Dibidang batu bara , nikel, emas juga banyak kontraktor yang mau kerja.”

“ Gimana bayarnya ? 

“Tidak harus dengan uang. Bisa juga dengan bagi hasil dari produksi tambang itu. Artinya kamu punya deposit dan mereka yang sediakan infrastruktur. Atau bisa juga bentuk anak perusahaan dimana kamu pemegang saham senilai deposit tambang dan kontraktor senilai investasi. Ya sama sama untunglah.”

“ Gimana pembiayaan soal pembangunan smelter / downstream ? 

“ Juga lakukan sama dengan operasi tambang itu. Deal dengan mitra yang pengalaman di bidang industri pengolahan tambang. Selagi kamu jamin supply guarantee kepada mereka, tentu mereka bersedia bangun industri dengan pola kerjasama. Artinya kamu punya material dan mereka investasi pengolahan. Bisa dalam bentuk kepemilikan saham dalam satu perusahaan,. Contoh kamu membentuk anak perusahaan khusus smelter yang pemegang sahamnya adalah perusahaan kamu dan mitra kamu. Atau bisa juga dalam bentuk Joint venture off take guarantee.”

“ Bisa jelaskan lebih detail “

“ OK, perhatikan, katakanlah izin tambang kepada PT A. PT A ini jadikan holding. Sementara yang produksi dan exploitasi adalah PT. B sebagai anak perusahaan. Untuk pengolahan hasil produksi di bidang downtream atau Smelter , dilakukan oleh anak perusahaan, dimana kamu dan investor sebagai pemegang saham. Dari kepemilikan saham PT A sebagai holding di PT. B dan C itu kamu bisa dapatkan lagi capital gain melalui pelepasan saham di bursa. Agar kamu tidak perlu tunggu sekian puluh tahun untuk menikmati hasil tambang itu.”

“ Kesimpulannya dengan secarik kertas ditangan yang melegitimasi kita sebagai pengelola konsesi tambang maka kita bisa kaya raya tanpa keluar modal dan resiko apapun termasuk engga perlu capek dan pusing. Uang mengalir deras setiap tahun dalam bentuk deviden. Belum lagi peningkatan value saham akan semakin meningkatkan harta kita di bursa.” katanya menyimpulkan.

“ Ya dan itu bisa kamu leverage melalui skema financial engineering untuk mengakses sumber daya keuangan untuk bisnis lain sehingga usaha kamu bisa menggurita. “

“ Enak banget ya.”

“…itulah yang disebut dengan mystery of capital. Modal itu bukan uang tapi akses terhadap legitimasi dari sumber daya yang diberikan negara. Yang sulit itu kan dapatkan konsesi dan legitimasi negara. Lobi itu yang mahal.  Terus ada apa kamu ingin ketemu saya, Re?


" Ini bang. Ada pabrik material bangunan yang macet di bank. Aku dapat tawaran untuk ambil alih sebelum dilelang. Sekarang masih dalam proses credit recovery. Abang bantu aku dapat solusi pendanaannya. "

Saya tatap dia agak lama. Saya ingin tahu keseriusan dia. " Kamu sendiri atau sama partners ?

" Sendiri bang. "

" Kalau gitu tawarkan ke bank. Bisa engga SWAP collateral. Kamu ambil asset perusahaan itu dan ganti dengan SBLC selama setahun. Nanti saya usahakan dapatkan offtake dari BUM karya agar valuenya bagus. Setelah itu nanti aku usahakan carikan refinancing agar SBLC itu engga default. "

" Gimana kalau harus pre settlement.? PJB kan perlu DP. Aku engga ada uang"

" Saya bantu bayarin. Tetapi nanti balikin kalau sudah jalan"

" Kenapa engga abang jadi partners aku aja. Please lah bang. Jadi mentor aku sekalian"

" Ya nanti liat aja. Pastikan aja proses dengan calon penjual dan bank  lancar ya"

" Ya pasti aku urus sebaiknya. "

" Ya udah. Sekarang makanlah sesuka kamu. Orang aku sebentar lagi datang. Dia akan temanin kamu makan dan bayar bill sekalian. Aku ada urusan lain."

" Siapa ?

" Jessica. "

" Oh Ok. " Dia terdiam lama menatap saya, dan akhirnya menangis " Abang terimakasih. " Katanya.

" Kenapa kamu nangis ?

" Abang baik banget dengan saya. Berkali kali abang bantu saya, tetapi selalu saya gagal delivery."

" Ya namanya bisnis kan engga selalu harus jadi. Yang penting terus struggle cari peluang"

" Ya bang. " Katanya mengusap air mata. Ketika saya hendak bangkit Rere bicara halus kepada saya " Bang, putraku udah resmi jadi mahasiwa PTN. Terimakasih atas bantuan uang kuliah dan pendaftarannya." katanya.

" Re, mendiang suami kamu itu sahabat saya. Dia sangat baik dengan saya. Engga usah terlalu sungkan dengan saya. Biasa saja. Ok ya. Bye" kata saya segera berlalu dari hadapannya. Saya membayangkan betapa berat hidupnya. Dia bukan istri resmi dari mendiang suaminya. Itu sebabnya ketika suaminya meninggal dia tidak dapat warisan apapun. Semua warisan jatuh ke istri resmi. Bahkan rumah yang dia tempati juga disita oleh keluarga suaminya karena memang atasnama suaminya. Dia tidak mengeluh. Karena dia memang mencintai suaminya. Dia tahu resiko itu dan dia ikhlas. 

No comments: