Monday, May 4, 2020

Riba?

" Ada beberapa teman saya yang sadar dan akhirnya berhenti kerja di bank konvensional" Kata teman

" Kenapa?

" Ya kan bank konvensional menerapkan sistem riba. Riba kan dosa besar”

" Oh itu. "

" Ya"

" Sekarang saya tanya, apakah pakai uang rupiah itu halal atau haram ?

" Ya halal"

" Kenapa ?

" Ya kan engga ada utang piutang yang berbunga."

" Kamu tahu , setiap uang yang kamu pegang itu adalah bukti kamu berhutang dan bukti kamu bayar bunga."

" Loh kok gitu. ?

" Nilai uang kita dijamin oleh neraca keuangan negara. Di dalam neraca itu ada aktiva dan juga ada pasiva. Disisi pasiva itulah ada hutang dan juga ada bunga"

" Tapi saya engga pernah bayar bunga. Tidak pernah teken akad hutang"

Kamu bisa saja berkata bahwa kamu tidak pernah teken akad hutang sehingga kamu tidak bisa dimasukin dalam katagori berhutang. Tapi tanpa kamu sadari bahwa kamu telah meneken akad hutang itu ketika kamu masuk kedalam system demokrasi. Ini bukan system tiran yang mengancam dengan pedang atau pestol bagi penentang. Kamu bebas. Free entry free out. Kamu mengendorsed system yang diajukan oleh segelintir orang dan kemudian dengan suka rela kamu memilih orang orang untuk duduk di Legislative dan executive. Bagaimana kamu bisa berkelit bahwa kamu tidak mengakui berhutang?

" Bagaimana caranya saya bayar? 

" Barang barang akan naik secara lambat tapi pasti. Kenaikan harga itu bukanlah karena factor demand and supply dimana barang sedikit namun permintaan banyak. Bukan !. Kenaikan itu terjadi by design lewat system. Negara terus berhutang untuk hari ini dan karenanya nilai uang tergerus. Para industriawan berhitung harga pokok produksi dengan menghitung nilai uang yang tergerus. Para pedagang berhitung harga pokok penjualan dengan menghitung nilai uang yang tergerus. Para buruh menuntut gaji naik dengan menghitung nilai uang yang tergerus. By sistem kamu membayarnya dengan kenaikan harga barang dan penurunan nilai uang. Apakah kamu pernah dengar harga barang turun ?
" Ya. Naik terus. Kenapa harus gunakan sistem mata uang seperti itu? Kan bisa gunakan emas?

" Karena pertumbuhan manusia dan peradaban lebih cepat daripada kebutuhan barang dan jasa. Kalau masih menggunakan emas , maka manusia akan kesulitan memenuhi kebutuhannya."

" Jadi terpaksa manusia harus menggunakan sistem mata uang ini agar keseimbangan pertumbuhan dan kebutuhan tercapai."

" Bukan terpaksa tapi itulah rahasia kehebatan Tuhan yang maha pengatur yang sedemikian rupa akal manusia bisa menciptakan sistem yang menjawab setiap perubahan zaman"

" Kan engga adil"

" Justru disitulah letak keadilan Tuhan."

" Mengapa?

" Karena setiap orang pegang uang entah dari mana asalnya pasti juga ada yang engga dapat uang, makanya tanpa disadari by sistem negara membebankan kepada setiap orang yang pegang uang untuk membantu mereka yang engga dapat uang. Jadi uang itu adalah lambang hak dan juga kewajiban. Adil kan"

" Luar biasa ya, kekuasaan Tuhan."

" Kalau mata uang itu haram maka semua lembaga keuangan juga haram termasuk bank Syariah, dan tidak akan ada kehidupan modern seperi sekarang yang bisa kirim orang ke ruang angkasa. Paham?

" Paham. Jadi kalau orang bilang sistem perbankan konvensional itu haram , itu lebih karena keterbatasan wawasan dan pengetahuan akan uang"

" Ya."

" Tapi mengapa bank Syariah harus diadakan ?


" Bank syariah diadakan bukan berarti bank konvensional tidak halal. Tapi sebagai pilihan saja. Mau sistem bagi hasil ya silahkan. Mau cara bunga atas dasar akad ya silahkan. Tapi intinya baik bank Syariah maupun bank konvensional punya prinsip yang sama, yaitu dasarnya adalah akad suka sama suka. Tidak ada pemaksaan. Yang pasti Tuhan larang itu adalah apabila ada unsur pemaksaan dan zolim. Selagi suka sama suka, dan semua senang ya Happy aja"

Dia terdiam.

" Terus bagaimana dengan utang secara langsung? Katanya lagi.

Kamu tahu ucapan Keynes yang terkenal itu, bahwa yang pasti di masa depan kita semua akan mati. Hidup dan sejarah, menurut Keynes, terdiri dari proses jangka pendek, short runs. Jadi yang bicara tentang jangka panjang adalah orang yang tidak pernah baca sejarah. Manusia tidak ada yang hidup layak lebih dari 60 tahun kecuali menjadi beban orang lain. Karenanya adalah lucu bagi generasi kapitalis bila harus berakit rakit kehulu berenang ketepian, bersakit sakit dahulu, senang kemudian. Kalau bisa ke hulu atau ke tepian naik speed boat kenapa harus pakai rakit atau berenang. Walau karena itu ongkos naik speed boat harus berhutang.

" Bagaimana membayarnya setelah sampai di hulu atau di tepian? Tanyanya lagi. 

" Jangan kamu pikirkan soal nanti, pikirkan saja hari ini. Besok itu semua orang akan mati. Yang harus kamu lakukan hari ini bahwa kamu tidak harus berlelah menaik rakit menuju kehulu dan tak berlelah berenang sampai ketepian. Pahamkan! Kalau kamu tetap berpikir lebih baik bercermin bangkai daripada hidup berhutang, lebih baik berkalang tanah daripada kaya berhutang, maka sebetulnya kamu tidak lagi hidup dalam realitas.

" Mengapa ?

" By system tidak ada satupun kegiatan yang bisa tumbuh dan berkembang tanpa hutang. Socialis maupun kapitalis , sama saja. Industriawan butuh hutang untuk memicu produksi. Pedagang perlu hutang untuk menjaga stok barang dan menjamin supply. Karyawan butuh hutang untuk kebebasan berkonsumsi mendapatkan rumah dan kendaraan. Kalau sudah begitu bagaimana kamu bisa berkelit lagi bahwa kamu tidak berhutang. Duniamu, lingkunganmu semua terjerat dalam system berhutang itu. Setiap kamu beli barang atau jasa, itu tandanya kamu sedang mengansur hutan Negara, hutang industriawan, hutang pedagang. Ingat itu!

Jadi kalau ingin terhindar dari RIBA , sederhana aja caranya. Gimana ? jangan pegang uang dan lupakan uang. Cari tali , kemudian gantung diri. Matilah secara bego.!

No comments: