Friday, May 1, 2020

Imbal beli.


Di hari minggu sore aku datang ke apartementnya. Padahal sejak aku menikah dia berulang kali mengatakan agar aku jangan lagi datang menemuinya. Tetapi dia tidak pernah berani meminta aku mengembalikan kunci apartemennya. Sebetulnya aku mengenalnya secara kebetulan. Ketika itu aku sedang duduk di Cafe di Mandarin hotel Hong Kong. Aku memang tidak sedang menanti siapa siapa. Hanya ingin sekedar killing time menunggu putaran market NY. Aku sedang galau karena posisi trading selalu rugi. Entah mengapa aku melihat ada seorang pria yang duduk meja Bar. Dia juga sendirian. 

“ Anda sendirian ? Kataku.

“ Ya. “katanya singkat. Tidak ada senyum. 

“ Kenalkan nama saya Areum, dari Korea.. kataku.

“ Jaka, saya dari Jakarta..”

“ Oh ya bisnis apa ?tanyaku

“ Investment company  dan anda ? Kata Jaka.

“ Saya juga di investment company.” Kataku memperkenalkan diri.

"  Tadinya saya pernah berbisnis imbal beli." Kata Jaka. Yang sepertinya dia sengaja menghidupkan suasana jadi santai. Ada topik yang dibicarakan.

" Gimana ceritanya ? Kataku menyambut.

" Beberapa tahun lalu atau tepatnya 10 tahun lalu saya pernah di tunjuk agent oleh teman di Iran.”

“ Apa keagenannya ? 

“ Kendaraan truck dan spare part. Produk itu bukan buatan Iran, tapi buatan Cina.”

“Apa untungnya menjadi agent dari Iran.? Bukankah lebih baik langsung jadi agent pabrikan di China? 

“ Tunggu dulu. Harga yang ditawarkan oleh Iran kepada saya sangat murah. 20% lebih murah dari yang dijual oleh pabrikan di China.”

“ Bagaimana bisa terjadi begitu?  Tanyaku rasa ingin tahu.

“ Karena terbentuk akibat kesepakatan imbal beli ( Counter Purchase). Harga itu murah akibat masing masing negara menghitungnya berdasarkan kurs mereka masing masing. China membeli Gas dan Minyak dari Iran, sementara pada waktu bersamaan China membayarnya dalam bentuk Truck dan spare part. Tapi karena Iran punya industri otomotive sendiri, mereka tidak ambil opsi barang itu tapi menjualnya kepada pihak agent agar dijual ke negara lain.” Kata Jaka.

“Gimana proses transaksinya ? 

“ Partners atau buyer saya di Venezuela kontrak dengan saya, dan atas dasar itu sayapun kontrak dengan pengusaha Iran yang dapat jatah imbal beli transaksi iran dengan China. Dalam kontrak itu disebutkan kepada siapa saya harus deal di China untuk delivery barang yang saya minta. Ya semacam DO. istilah ini biasanya disebut Switch barter. Pihak Venezuela membayarnya dalam bentuk Minyak. Dan Minyak itu saya jual di pasar spot. Hasil penjualan saya kirim ke rekening offshore yang ditunjuk oleh pemerintah Iran.”

“ woowww. Jadi itu rahasianya. Kenapa bertahun tahun iran diembargo engga pernah collapse. Rekening offshore inilah yang jadi kekuatan Iran dalam mengatasi embargo ekonomi oleh negara barat dan AS.” Kataku menipali. Aku suka, dia memang cerdas. Wanita dewasa dan mapan selalu suka pria yang cerdas. 

“ Perdagangan barter jelas lebih efisien dan adil. Walau nilainya tetap berdasarkan kurs mata uang namun perubahan kurs ditentukan oleh mata uang negara masing masing. Gejolak karena perubahan kurs mata uang asing di pasar , tidak berdampak terhadap harga barang. Disamping itu, kedua negara bisa saling berbagi potensi masing masing dengan adil. Neraca perdagangan antar negara lebih seimbang. Kerja keras dan inovasi rakyat china menciptakan kendaraan ditukar oleh Iran dengan migas yang Tuhan beri dengan melimpah. Berkah lain dari adanya embargo ekonomi oleh AS terhadap Iran adalah semakin meluasnya perdagangan imbal beli iran terhadap banyak negara terutama negara sosialis. Karena itu Iran cepat sekali memacu industrialiasasinya.” Kata Jaka mempertegas kesimpulanku.

“ Tetapi sistem imbal beli juga berlaku pada pembiayaan proyek “ kata Jaka. 


“ Gimana skemanya ? tanyaku


“ Itu skemanya disebut dengan istilah Buy – back barter. Ya semacam sistem barter beli kembali yang umumnya dilakukan dengan cara dimana negara maju membantu menciptakan kapasitas produksi berbasis SDA di negara berkembang, dan nanti hasil produksi tersebut akan dibeli kembali oleh negara maju tersebut.  Jepang lakukan itu di banyak proyek di Indonesia khususnya berkaitan dengan SDA, di era Soeharto dan Gus Dur. Skema ini berhasil membangun LNG Tangguh, dimana investasi berasal dari China dan Jepang. Pada waktu bersamaan hasil produksi LNG dibeli oleh China dan Jepang. Uang hasil penjualan LNG itu dipotong oleh China dan Jepang sebagai cara pengembalian investasinya. Dan kini diterapkan juga oleh Jokowi dalam skema membangun Kilang BBM.” 

“ Anda memang hebat. Punya wawasan luas .” Kataku. 

Malam itu tanpa terasa kami menikmati kebersamaan yang luar biasa. Tak terasa menghabiskan 2 botol wined dan dua botol vodka. Jaka dalam kondisi stabil karena dia tidak minum terlalu banyak.  Sementara aku tetap asyik dengan minuman di tengah alunan suara musik yang menghentak. Dalam keadaan mabuk aku terhuyung dan jatuh dalam dekapan Jaka. Setelah itu tidak sadarkan diri. Baru sadar setelah bangun pagi aku sudah ada di hotel. Kulirik Jaka tidur di sofa.  Saat itu aku merasa sangat malu. Apalagi belakangan aku dapat cerita dari Jaka bahwa aku sempat tidur di bathtup dalam keadaan pakaian lengkap. Terpaksa Jaka membuka pakaiannku yang basah. Kemudian dia menyelimutiku agar bisa tidur nyenyak.  Pakaianku dijemurnya di kamar mandi. Kalau ingat itu jadi malu sendiri.

Sejak itu kami terus bertemu di waktu santai kami. Namun akhirnya suatu saat aku harus mengakiri kebersamaan itu. Aku lebih memilih menikah dengan pria walau itu aku kenal lewat kencan buta yang diatur agent. “ Aku tidak mungkin menikah dengan kamu, pria beristri. Tetapi kebersamaan kita walau hanya semusim itu sangat berarti bagiku. “ Kataku.
“ Ya. Kita bertemu tanpa direncanakan. Persahabatan kita indah karena tidak ada emosi yang terlibat. Tidak ada resiko. Semua happy saja. Tetapi sekarang kamu sudah menentukan pilihan. Lakukan itu, dan jangan pernah kita bertemu lagi.” Katanya tanpa beban.

***

“ Aku ada business trip ke Hong Kong “ kataku ketika menghampirinya di ruang tamu apartementnya. Aku tidak menyebutkan hotelku. Karena dia pasti tahu di mana aku biasa menginap. Selepas itu jantungku bergetar hebat. Tanganku terasa dingin, juga kakiku. Aku gelisah. 
“ Apakah kamu baik baik saja “ Katanya.
“ Mengapa ? 
“ Tanganmu dingin sekali.”
" Pertemuan ini sangat kusesali namun tak pernah aku bisa membendung kerinduanku untuk bertemu kamu. " kataku dalam kepasrahan seperti hewan buruan yang tak berdaya di hadapan pemangsa. Setelah itu, tidak banyak yang kami bicarakan. Aku berusaha memasak makanan kesukaannya. Setelah itu aku kembali ke Hotel.

Keesokannya aku sangat sibuk. Meeting dengan ralasi berjam jam dalam negosiasi yang melelahkan. Tapi itulah diriku yang harus bertanggung jawab sebagai executive puncak perusahaan Publik. Aku bersyukur sebagai wanita karir yang belum genap usia 40 tahun sudah mendapat posisi bergengsi yang membuat iri banyak orang. Dari pagi aku berharap dia telp aku atau mengundangku makan malam. Namun dia tidak pernah mau menghubungiku.  Sebelum kembali ke Hotel aku SMS dia “ Apakah masih ada kesempatan untuk makan malam, minum wine untuk seorang sahabat? Aku tidak berharap terlalu banyak dia mau meresponse.

“ Ya aku akan datang ke Hotel kamu, jam 7 malam” jawabanya singkat.

Tepat jam 7, dia sudah berada di depan pintu kamar hotel.

“ Aku suda siap.” Kataku. Dia menampakan wajah terpesona melihatku dengan gaun malam. Dia senang tapi aku cemas.

“ Di tempat biasa,kan dinner nya “ Katanya.

Aku hanya tersenyum. Dia  tahu bagaimana membuat aku merasa remaja dan diperlakukan begitu istimewanya. Restoran itu berada diatas atap hotel berbintang Lima. Suasana Summer di bawah temaram lampu lilin dengan hamparan cahaya malam Hong Kong. Membuat suasana begitu romantisnya. Alunan music lembut dari biduanita asal Filiphina membuat suasana begitu larut dalam gelora cosmopolitan yang berkelas. Dia selalu senang menatapku berlama lama. Kadang aku risih tapi begitulah dia mengagumiku. Aku tersanjung tentunya. 

Aku memikirkan suamiku yang jauh ribuan mill. Sudah lebih dua tahun kami hidup berkeluarga namun terpisah oleh kesibukan masing masing.  Namun hubungan kami baik baik saja. Kami keluarga modern yang paham menghargai privasi masing masing.

“ Areum..” serunya. Membuat lamunanku buyar. “ apakah kamu baik baik saja ?

“ Ya aku baik baik saja. Tetapi mengapa kamu tidak pernah bertanya tentang suamiku, kehidupa rumah tanggaku ?

Dia hanya tersenyum tanpa ada niat menjawab. Tetapi senyumnya sudah menjawab bahwa dia tidak ingin tahu banyak tentang privasiku. Andaikan dia bertanya, tentu aku punya tempat untuk curhat. 

“ Saranku, hiduplah secara apa adanya. Jangan sampai kekeringan di musim hujan.” kata katanya membuat aku tersentak.  Apakah dia tahu aku mendapatkan suami yang tidak bisa menyemai sehingga membuat aku kering di musim hujan?  Tidak ! Biarlah kering, Biarlah semai tertunda. Aku suka dia. Aku suka semua perlakuannya. Tapi tidak harus menyemai, kan.

Dia berusaha mengalihkan pembicaraan ke soal lain. Dia  dapat cepat memaklumiku. Kami bicara tentang financial engineering. Tentang corporate structure, tentang Corporate Social Responsibility, juga tak lupa membahas soal politik Asia. Kehebatan dia bisa membuat pembicaraan yang serius menjadi lelucon segar. Membuat aku tertawa lepas. Tak terasa makan malam itu telah berlangsung lebih satu jam.

Aku berdiri dari tempat duduk menuju teras melihat panorama hongkong dari atas puncak hotel. Dia membiarkanku dalam kesendirian. Kembali aku memikirkan suamiku. Salahkah aku ? pikirku. Suamiku yang serius. Tak romantic. Tak pandai memanjakanku. Tak pandai menciptakan humor segar. Terlalu hambar di tempat tidur. Tapi berbeda dengan dia, yang  serius namun santai. Romantis, pandai memanjakanku, juga pandai menciptakan humor segar.

“ Areum” Aku kembali terkejut. Dia sudah ada di belakangku.

“ Aku lelah. Baiknya aku kembali kekamar. Mau istirahat” Kataku.

“ Oh baiklah. Memang seharusnya kamu istirahat. Apakah kamu inginkan aku menemanimu malam ini ? “

Aku tak bisa menjawab. Tak sanggup berkata tidak dan juga tak bisa berkata iya. Seperti biasanya kebersamaan itu walau aku sesali namun aku menemukan kelengkapan sebagai wanita dewasa. Dia hangat sekali memperlakukanku. Atau kami memang sedang melakukan counter trade. Tidak ada uang yang pertukarkan. Namun sharing need terjadi.

No comments: