Tuesday, May 5, 2020

Peluang relokasi Industri China ke Indonesia



Di suatu tempat yang harus kurahasiakan kepada mu. Biarlah hanya aku yang tahu tempat itu. Ini rahasia yang akan kujaga seumur hidup. Ada sebuah taman yang indah. Berbagai bunga tumbuh mekar di sana. Di tengah  taman itu ada korsi untuk orang memandang kererimbunan bunga itu. Aku suka duduk berlama lama di sana untuk sekedar menatap bunga bunga itu. Di depan korsi itu ada jalan untuk orang lewat. Jalan itu tidak disemen. Hanya dilapisi batu krikil agar bila hujan tidak becek. Orang yang duduk di korsi bisa memandang bunga bunga itu sambil melihat orang yang lalu lalang. Aku tak ingin pandanganku terganggu oleh orang lalu lalang maka untuk membuatku nyaman , aku lebih memilih tempat duduk di ujung taman. Sendiri dan tersembunyi dari orang lain. Setidaknya, aku bebas menatap bunga itu dan membiarkan mataku ,pikiranku, geloraku bercengkrama.

Apa sih istimewanya bunga bagiku ?. Itu hanya sebuah pemandangan. Tak lebih hanya untuk dilihat dan dikarsa. Mengapa aku harus berlama lama di taman itu. Tak ada yang kupetik satu tangkaipun bunga itu. Hanya kupandangi sampai aku bosan dan pergi. Itu saja. Tapi lagi lagi, aku tak bisa lari dari taman itu untuk kepandangi. Nikmatkah itu ? Aku tidak tahu. Kalau nikmat berhubungan dengan hati maka itu pasti tidak., Karena hatiku ruangnya sudah penuh sesak oleh istri dan kedua anakku. Tak ada yang tersisa lagi. Lantas dimanakah letak bunga itu harus kutempatkan. Setiap mataku bertaut dengan bunga itu, ada ribuan gelombang listrik menghentak kearah hatiku. Berkali kali mengetuk pintu untuk masuk. Tapi pintu itu terkunci rapat. Isi didalam tak bisa lagi menampung. Mau ditempatkan dimana?. Dan setiap waktu pintu hatiku tak henti digedor dan digedor tanpa sautan apapun dari dalam.

Ketika malam menjemput, Lampu temaram taman menyala. Aku masih di taman itu. Dia datang berjingkit jingkit untuk sekedar tak ingin membuatku terkejut. Dia tersenyum sambil mengambil tempat duduk disebelahku.

“Apakah bunga itu tak pernah bosan dipandangi ? “

Aku hanya diam.

“ Oh ya. Dia tak pernah minta di pandangi. Dia hanya terlalu indah untuk diabaikan. Memandanginya adalah berkah tersendiri, Ya kan. “ Katanya seakan mengingatkan tetang apa alasanku datang ketaman ini.

Aku hanya diam dan melempar senyum kepadanya.

“Tubuhmu harum.Aku senang aroma parfum itu. Dolce Gabbana kan ?

Aku hanya diam dan tetap tersenyum.

“ Uh aku selalu ingat apa yang kamu suka. obesi dan harapamu... Aku selalu ingat. apa yang kamu katakan “

Aku hanya diam.

Matanya mencoba menangkap mataku dari depan. Wajahnya tepat di depanku.

“ Kamu bisa,kan bicara. Ayolah..”

Aku hanya diam. Tapi kulihat dengan jelas setiap inci raut wajahnya. Wajah putih oval. Ada sapuan warna lipstik lembut membuat bibirnya semakin indah. Matanya yang sipit dihias oleh sedo dibawah kelopak matanya. Memang indah dipandang dan aku suka walau dia tidak muda lagi.

“ Bicara apa ? Kataku

“ Aku baru kembali dari China. Aku mau relokasi pabrik footware lady shoes ke Kawasan Industri Terpadu Batang, Jawa Tengah. Partners kita orang Korea di China sangat antusias. Karena beberapa perusahaan Jepang di China juga mau pindah. Saat sekarang memang terjadi gelombang eksodus industri dari China ke luar negeri. Untuk Industri mainan dan Kamera, umumnya pindah ke Mexico. Komputer pindah ke Taiwan. Otomotif ke Thailand, vietnam, India. Untuk indonesia adalah industri yang berhubungan dengan SDA dan much product. Penyebabnya hanya satu, upah di China sudah mendekati USD 5 per jam. Di samping itu China terlibat langsung dalam perang dagang dengan AS, ini membuat tarif jadi tinggi. Sehingga untuk consumer goods, susah bersaing masuk pasar AS.

Aku mengangguk. 

“ Kan udah ada China- ASEAN Free trade area. Membangun di china atau Indonesia, kita tidak akan kehilangan akses pasar di china. Pada waktu bersamaan kita dapat Bebas bea impor mesin dari china. Bahan baku kayu Randu lebih mudah di Indonesia. Di samping itu kita bisa lebih mudah masuk pasar AS. Tarif lebih murah. Kalau bangun di Indonesia “ lanjutnya. 

Dia terdiam. Seakan berpikir. “ Sejak tahun lalu aku udah bilang ke kamu soal rencana itu. Tapi kamu belum tanggapi. Tahun ini sudah 7 perusahaan dari china relokasi ke Semarang. PT. Meiloon Technology Indonesia, PT Sagami Indonesia, PT CDS Asia, PT Kenda Rubber Indonesia, PT Denso Indonesia, PT Panasonic Manufacturing Indonesia, dan PT LG Electronics Indonesia. Masih ada lagi yang akan bergabung. Ada ratusan loh. Ini serius. Kesempatan sekarang. Apalagi pemerintah kasih insentif. “

“ Gimana dengan Vietnam? Kataku dengan tetap menatap taman bunga itu. 

“ Vietnam hmm. Tetapi Ho chin Minh udah sesak dengan orang China. Pasar domestik kurang kuat dibandingkan Indonesia. Eskalasi upah buruh cepat sekali. Aku yakin  5 tahun lagi upah sudah sama dengan china sekarang. Tetapi Jawa Tengah itu upahnya murah banget. Peningkatan upah engga secepat Vietnam. Soal skill, orang Jawa itu mudah dibina dan engga rewel. Mereka pekerja keras. Kamu liat aja semua orang Hongkong dan Singapore, Arab suka dengan TKW Indonesia. Itu bukti kita lebih punya daya saing soal SDM dibandingkan Vietnam. 

Soal izin engga usah kawatir. Di kawasan industri Batang, Semarang itu ada fasilitas izin satu atap. One stop service. Tempo hari MR. Han mitra kita di China sudah survey lokasi. Katanya izin seminggu selesai. Tanah tersedia. Buruh tersedia. Apalagi yang kamu ragukan? “ Katanya.

“ Kalau proses relokasi footware ini selesai. Aku juga mau pindahkan pabrik mini turbin di Shanghai ke Semarang. Please. “ Lanjutnya. 

“ Kamu udah pikirkan soal utang kamu di China ? Gimana kalau pabrik pindah ?kataku.

“ Engga ada masalah. Yang pindah kan hanya pabrik. Perusahaan tetap terdaftar di China. Pabrik di Indonesia jadi anak perusahaan. Dalam kuridor CAFTA itu udah diatur.  Bahkan bank di china mau kasih tambahan kredit kalau kita mau relokasi. Lokasi pabrik kita yang ada di china, Dongwan akan dialihkan oleh pemerintah China sebagai kawasan Data Center. Kita engga pindah, ya mereka usir kita”

“ Ya udah. Uruslah segera. “

“ Kamu setuju?

Aku mengangguk. 

“ Ngapain sih di sini. Ayolah ke spa Center. Aku temanin. Mau? Katanya selang beberapa saat. Sepertinya dia bosan menemaniku di tempat ini. Aku memang butuh kesendirian. Aku tidak menanggapi. 

“ Aku pulang ya. Kalau mau aku temani, telp ya “ katanya. 

No comments: