Tuesday, May 5, 2020

Itu hanya bisnis...

Ketika saya bertemu dengannya, saya sempat terkejut karena usianya masih relative muda. Menurutnya usianya 42 tahun. Penampilannya memang berkelas. Dengan stelan berharga diatas USD 2000 , jam tangan senilai diatas USD 200,000, saya dapat pastikan bahwa dia adalah entrepreneur world class. Pertemuan saya dengannya diatur oleh teman dari New York. Dalam pertemuan itu tidak ada pembicaraan yang serius. Saya hanya sebagai pendengar yang baik. Mendengar dia yang sedang membentangkan dunianya untuk saya mengerti dan mungkin kagumi. Menurut ceritanya, usahanya terbentang dari Afrika, di selatan Amerika dan juga di Utara ( Amerika Serikat), Asia, Eropa. Bisnisnya meliputi Mining, IT, Power Plant , Industry, Property, Infrastructure dll. Dia menyebut usahanya itu sebagai portfolio business. 

" Kira kira berapa nilai portfollio kamu ? Tanya saya.

" Kita kira  diatas USD 5 Miliar atau diatas Rp. 50 Triliun. 

" Orang tua kamu pasti bangga. Mendapatkan berkah kepercayaan harta dari Konglomerat Yahudi untuk mengelola dana dalam jumlah tak terbilang." Kata saya dengan kagum.

" Keberhasilan saya bukanlah karena berkah dari orang lain. Bukan pula karena dipercaya orang lain."

"  Lantas darimana kamu dapatkan uang dalam jumlah besar untuk mengumpulkan portfolio sebanyak itu. Apalagi dalam usia relative muda." Kata saya. 

" Saya exist karena saya mampu “bermain” diatas aturan “main” para pebisnis kapitalis. Setiap peluang business yang saya dapat, sumber pembiayaan didapat melalui financial engineering. " Katanya.

"Bagaimana awalnya sehingga kamu jadi billionaire? Tanya saya antusias ingin tahu ceritanya.

" Semua itu berawal tahun 2003 ketika itu saya bekerja diperusahaan consultant di New York. Saya diberi tugas menganalisa project investasi. Kebetulan salah satu clients saya berasal dari China yang berminat untuk melepas Power Plant kepada pihak investor. Harga power Plant itu senilai USD 1,2 miliar. Kehebatan project ini adalah kemampuan mendatangkan cash flow yang cepat karena dijamin oleh Pemerintah China sebagai off taker. Hanya saja harga jual power kepada Pemerintah China tergantung harga pasar dari fuel. Kebetulan fuel dari Power plant itu adalah batu bara. Jadi semakin tinggi harga batu bara dunia semakin tinggi harga jual power( per kwh) kepada Pemerintah China. Karena peluang itu bagus, maka saya berniat untuk mengambil alih project itu dan menyatakan keluar resain dari perusahaan. Ketika saya berhenti bekerja saya dipaksa jadi pengusaha. Hanya saja pengusaha yang tidak punya tract record dan juga tidak ada reputasi. "

" Bagaimana kamu  bisa dipercaya untuk mengambil alih Power Plant itu? 

" Pihak China melakukan tender offers kepada limited investor secara international. Tidak peduli siapa dan apa reputasinya, yang penting selagi peserta tender bisa menunjukan bukti dia punya uang maka dialah yang qualified sebagai pemenang.  Saya yakin, ketika tender digelar, dipastikan hanya segelintir saja yang ikut lelang."

" Mengapa ?

" Karena tidak banyak perusahaan yang mampu membuktikan ada Proof of fund senilai billion dollar cash. Memang banyak perusahaan raksasa berkelas dunia namun asset tunai dalam jumlah besar hampir tidak ada di neraca perusahaan. Asset tunai itu akan ada berdasarkan requirement project yang sudah final. Artinya untuk project yang belum di tangan, tidak ada jalur untuk mendatangkan uang tunai. "

" Terus gimana dengan kamu sendiri. Ada bukti uang tunai ?

" Ya. Saya  berhasil menjadi pemenang. Itu artinya saya mampu memenuhi syarat menyediakan bukti uang (Proof of fund ) sebesar billion dollar."

" Bagaimana caranya? Saya semakin antusias ingin tahu.

" Sebetulnya ini hanyalah permainan skema investasi. Berdasarkan investment analysis yang disusun , saya berhasil meyakinkan Asset Management di Swiss untuk menyediakan credit enhancement bagi perusahaan saya."

" Apa itu credit enhancement ? 

" Namanya saja enhancement atau pembesaran. Jadi dapat disimpulkan ini seperti meniup balon sehingga membesar namun tetap saja di dalamnya hanya angin alias nothing."

" Tentu settlement nya melibatkan paper work yang sophisticated ?."

" Oh pasti itu. Asset Management menstructure dana di bawah kelolanya untuk di assignment melalui penempatan dana di rekening perusahaan saya, namun saya tidak berhak apapun untuk menggunakannya tanpa persetujuan dari Asset Management. Dana itu kapan saja bisa ditarik kembali oleh pihak asset management. "

" Apa pihak China percaya ?

" Tentu, pihak china tidak semudah itu percaya ketika melihat bukti dana dalam bentuk print out rekening Koran. Pihak china minta agar bukti dana itu diconfirmed melalui SWIFT antar bank. "

" Bisa diconfirmed ?

" Ya tentu bisa diconfirmed karena memang uang ada di rekening. Setelah itu, saya dinyatakan qualified dan diberi waktu selama satu bulan untuk melakukan pembayaran."

" Nah, sekarang bagaimana kamu membayarnya ? bukankah SBLC itu hanya punya credit enhancement alias nothing." tanya saya semakin penasaran.

" Caranya sangat mudah. Credit enhancement itu distructure menjadi SBLC sebagai collateral untuk menarik pinjaman dari bank. "

" Pinjam dari Bank mana ? 

" Ya Bank di China. Karena project nya di china, ya sumber dana juga dari china."

" Woww hebat. Terus."

" Setelah SBLC didelivery oleh bank saya di Eropa ke bank di China maka kredit cair. Dana itu langsung dibayarkan kepada pihak china sebagai bentuk pelunasan pengambil alihan power plant. Selesailah."

" Bukankah credit enhancement itu nilainya nothing, bagaimana bisa berubah menjadi SBLC cash back? 

" Tentu setelah saya menjadi pemenang tender maka sayapun sudah legitimate menguasai underlying transaction, termasuk terbitkan SBLC.  Setelah itu sayapun bisa bebas melakukan exit strategy sebagai bagian dari risk management."

" Apa exit strategynya ? 

" Re-financing melalui penerbitan SUKUK. Artinya setelah project itu diambil alih melalui loan against SBLC, maka dalam waktu yang sama SUKUK diterbitkan. Hasil penjualan SUKUK ini digunakan untuk pelunasan hutang kepada bank dan SBLC dibatalkan sehingga tidak terancam default karena basicnya nothing."

" Pertanyaan terakhir saya,  siapa yang berminat membeli SUKUK itu ? 

" Pembelinya adalah trader batu bara, yang butuh off take market dari power plant dan sekaligus berharap future value dari kenaikan harga batu bara. Maklum value jual power ini berdasarkan harga fuel ( batubara ) international. Dua tahun setelah pengambil alihan itu, harga batu bara naik ketingkat tak terbayangkan. Otomatis pemerintah china harus membayar harga power per kwh sesuai dengan harga batu bara international. "

" Lucky kamu. Terus gimana selanjutnya?

" Nah ketika itulah saya  jual Power plant itu kepada pihak lain dengan harga dua kali lipat. Hasil penjualan itu saya gunakan untuk pelunasan SUKUK dan sisanya lagi dipakai untuk melakukan akuisisi perusahaan dengan modus operandi yang hampir sama, yaitu create value melalui financial engineering. Kalau orang membangun business berlelah dan berkeringat dengan melewati rentang waktu puluhan tahun dengan resiko namun saya hanya mengutakatik paper work dapat menjadi billioner dalam hitungan tahun tanpa mengeluarkan resiko modal."Katanya tersenyum. 

Saya terpesona.

Dari semua aktifitasnya itu, tahukah anda bahwa dia tidak punya kantor, tidak punya staff. Kantornya ada didunia maya, staff ahlinya semua adalah outsourcing yang dihired berdasarkan on call. Dari puluhan perusahaan yang diambil alihnya dengan karyawan puluhan ribu mungkin tidak ada satupun yang mengenal dia. Karena kepemilikan perusahaan itu semua dibawah holding company yang terdaftar di Trustee regions. Dia kaya raya namun tidak membuat dia menjadi manusia sibuk dan protokoler. Dia tetap menikmati hidupnya karena jauh dari kesibukan para professional yang bekerja siang malam untuk memastikan perusahaannya mendatangkan laba. 

Apakah dia tidak kawatir dicurangi oleh para executive nya? Oh tidak!. Mengapa? Semua perusahaan yang diambil alihnya pada intinya terikat dengan system moneter ( Pasar uang dan pasar modal ) yang tentu authority akan mengawasi ketat dari segala pelanggaran dan memastikan tidak ada penyimpangan akuntasi dan perpajakan. Artinya, Negara bertindak sebagai watchdogs perusahaannya. Hebat,kan. Begitulah system kapitalis. Dunia dikendalikan oleh penguasa akses dana, bukan para mereka yang bekerja keras dan lulusan terbaik dari kampus terbaik...

No comments: